Pengikut

Penulis dan Pemulung

Oleh: Anis yunus (Bloger www.Penulispembebasan.blogspot.com)

Penulis dan Pemulung apa hubungannya? Mungkin itulah barangkali pertanyaan yang terbersit dalam benak kamu saat membaca judul tersebut. Semua orangpun tahu antara penulis dan pemulung itu adalah dua profesi yang berbeda, yakni yang satu kerjanya dalam bidang tulis-menulis dan yang satunya lagi memungut sampah atau barang-barang bekas yang bisa di jual. Tapi sobat apakah kamu tahu bahwa penulis dan pemulung itu banyak kesamaannya alias tidak jauh berbeda. Lho kok bisa… penulis disamain dengan pemulung? He…he.. [Photo] pasti kamu penasaran kan? Coba baca terus alihkan mata kamu kebawah (tapi jangan terlalu bawah), ah di bawah ga ada apa-apa. Stop! Stop!.. maksud aku itu tuh sub judulnya dibaca…ting …

Penulis=Pemulung Kata
Yup…itulah kenapa aku katakana bahwa penulis ibarat pemulung. Pemulung bukanlah penulis tapi penulis adalah pemulung, yah…Pemulung kata!. Untaian kata yang ditulis oleh seorang penulis adalah hasil pulungan (pungutan) dari apa yang ia baca, baik membaca buku, kehidupan, ataupun membaca alam. Menulis tanpa dibarengi pengalaman membaca bagaikan berfikir tanpa kepala (berfikir tanpa punya kepala, hantu dong ) mustahil bisa menulis ataupun berfikir.
Maka dari itu kita sebagai seorang muslim diperintahkan oleh Allah untuk membaca, bahkan wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad Saw adalah “Iqra” bacalah!
“Bacalah, dengan (menyebut) nama Tuhan mu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, danTtuhanmulah yang paling pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan pelantara kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya”. (Qs. Al-`alaq : 1-5)
Untaian ayat yang terangkum dalam ayat-ayat tersebut merupakan wahyu pertama yang menjadi modal atau kunci totik tolak pembangunan peradaban umat manusia yang sejati. Dan kata kunci (key word) itu ada pada kata perintah iqra` atau membaca.
Dr. Quraish Shihab dalam bukunya Wawasan Al-Quran sebagaimana dikutip oleh Badiatul Muchlisin Asti (2004:55) menjelaskan bahwa : “Mengapa iqra’ merupakan perintah pertama yang ditujukan kepada nabi, padahal beliau adalah seorang yang ummi (yang tak pandai membaca dan menulis)? Mengapa demikian? Iqra’ terambil dari akar kata yang berarti ‘menghimpun’ sehingga tidak selalu harus diartikan ‘membaca’ teks tertulis dengan aksara tertentu. Dari ‘menghimpun’ lahir aneka ragam makna, seperti menyampaikan, menelaah, mendalami, meneliti, mengetahui ciri sesuatu, dan membaca, baik teks tertulis maupun tidak tertulis”.

Pemulung Kata Harus Tahu Etika
Memang betul pemulung kata yang baik harus tahu etika ketika hendak mengambil untaian kata, tulisan atau kalimat yang akan ia kutip. Misalnya, ketika kamu mengutip sebuah kalimat atau tulisan maka kamu harus mencantumkan dari siapa atau dari mana kalimat atau fakta tersebut kamu dapatkan. Kalau tidak demikian kamu tidak layak disebut pemulungkata/penulis, tapi lebih pantasnya sebagai pencuri kata atau lebih extrimnya lagi pembajak tulisan orang. Kalau menurut Salim A. Fillah mah lebih baik baik bajak tuh sawah petani dari pada bajak buku orang lain. Betul ngga…..be…tul…AA eh jadi kayak Aa Gym.
Luqman Haqani dalam bukunya yang berjudul Mengatasi 25 Hambatan Menulis menyebutkan beberapa cara yang dapat dipilih dalam pengambilan kutipan, sebagai berikut :

  1. Bilakutipan diambil dari al-Qur’an, cukup ditulis nama dan artinya. Contoh :“Hai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anakmu, dan istri-istri orang mu’min hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu supaya mereka mudah dikenal dan tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S Al-Ahzab : 59)
  2. Bila kutipan diambil dari kitab hadis, cukup ditulis nama periwayatnya, bila mungkin disertakan nama kitab hadis, jilid dan halaman atau nomor hadisnya. Contoh:
    “Apabila seorang dari kamu tertarik melihat seorang perempuan (di luar) dan terkesan dalam hatinya, maka hendaklah (pulang) menggauli istri sendiri karena hal itu akan meredam gejolak dan gangguan dalam dirinya” (H.R Muslim)
    Dari Sauban. Rasulullah saw. bersabda : “Akan dating suatu masa, umat lain akan memperebutkan kamu, ibarat orang-orang yang lapar memperebutkan makanan dalam hidangan. Sahabat menanyakan : “Apakah lantaran pada waktu itu jumlah kami hanya sedikit, ya Rasulullah?” jumlah kamu pada waktu itu banyak, tapi kualitas pada waktu itu ibarat buih yang terapung-apung di atas lautan. Dan dalam jiwamu tertanam ‘wahan’. Sahabat bertanya, ya Rasulullah apa yang dimaksud ‘wahan’ itu?” beliau menjawab yaitu cinta dunia dan takut mati.” (HR. Abu Daud no.3745)
  3. Bila kutipan diambil dari buku, dapat dilakukan beberapa cara:
  • Cukup ditulis nama penulis, tahun terbit dan halaman buku misalnya: “perilaku seks adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual”. (Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,1994:137);atau Dr. Sarlito Wirawan Sarwono (1994:137) berpendapat bahwa, perilaku seks adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual.
  • Cukup ditulis nama penulis, penerbit dan tahun penerbitan. Misalnya: Perilaku seks menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono ( Raja Grafindo Persada : 1994) adalah “Perilaku seks adalah tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual.” Atau perilaku seks adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual. ( Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Raja Grafindo Persada : 1994).
  • Cukup ditulis nama penulis dan buku karangannya. Misalnya : Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Psikologi Remaja berpendapat : “perilaku seks adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual” atau Dr. Sarlito Wirawan Sarwono dalam bukunya Psikologi remaja berpendapat bahwa perilaku seks adalah segala tingkah laku yang di dorong oleh hasrat seksual.
Teknik tersebut diantara teknik yang paling sering digunakan hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
  • Bila penulis lebih dari tiga orang, cukup menulis nama penulis yang pertama diikuti dengan tulisan “et al” ( et al= dan kawan kawan).
  • Bila sumber itu kumpulan tulisan tulis nama orang atau badan yang mengedit, diikuti dengan “ed” ( ed= editor).
  • Bila sumber itu terjamahan ditulis pula nama penulis aslinya, tetapi di belakangnya ditulis nama penerjemahnya. Judul buku yang ditulis boleh judul asli atau terjemahan.
  • Bila sumber itu tidak diketahui nama pengarangnya, ditulis nama sumbernya. ( Penanggung jawab) kemudian ditulis data lainnya.
  • Bila sumber itu surat kabar atau majalah, maka ditulis judul artikel, nama surat kabar/ majalah, tanggal/bulan/tahun penerbitan.

Agar Pemulung Tidak Bingung
Aduh…। Bingung-bingung seribu keliling. Dulu pemerintah menaikan harga BBM dengan alasan karena harga minyak dunia melambung, sekarang harga minyak dunia sudah turun kok harga minyak di Indonesia gak turun-turun? Lho॥ lho.. jadi ngomongin harga minyak, kembali ke Laptop. [Photo]
Bagi kamu para calon pemulung kata aku akan bagi-bagi tips bagaimana cara memulung kata yang efektif dan efisien :
Pertama, ketika kamu membaca sebuah buku jangan hanya sekedar membaca di bolak-balik lalu rebes ( baca : Beres ) tapi sambil dibaca, cobalah kamu tulis kata, kalimat, kata mutiara, fakta, atau kisah yang menurut kamu penting untuk dikutip. Bisa juga kamu tulis hadis atau ayat Al-Qur’an yang kamu tidak hafal sebelumnya. Nah, tips yang pertama ini sangat cocok bagi kamu yang suka pinjem buku dari teman atau dari perpustakaan ( seperti aku gitu Lho). Tapi untuk kalian yang punya buku sendiri cukup menggaris bawahi kalimat atau fakta yang menurut kalian penting.
Kedua, bagaikan pemulung sebelum ia menjual barang bekas/sampah yang ia pungut tentunya di pisahkan dulu antara sampah plastic, besi, tembaga dll. Begitupun dengan pemulung kata coba pisahkan tulisan/ kalimat, fakta, atau kisah yang kamu anggap penting menurut sumbernya. Apakah dari buku, majalah, tabloid, surat kabar, bulletin, atau pun darii internet. Artinya jangan dicampur adukan antara reverensi dari buku dengan reverensi dari surat kabar. Ini berfungsi supaya kamu tidak kebingungan saat kamu mencari reverensi untuk bahan tulisan kelak.
Ketiga, pisahkan pula kata-kata mutiara, hadits nabi, dan aya al-Qur’an dalam reverensi buku yang berbeda. Misalnya untuk hadits nabi tulis di cover bukunya ‘Kumpulan Hadits-Hadits Nabi’ dan untuk kata mutiara tulis di cover bukunya ‘Kumpulan kata Mutiara’.dst. Mutiara itu bukannya perhiasan dari kerang? Kerang kan enak dimakan sama nasi anget-anget. Udah dulu yach jadi laper nich, dari tadi belum makan. Pokoknya selamat menjadi PEMULUNG eh salah maksud aku PENULIS ULUNG..@!![Photo]


Comments :

0 komentar to “Penulis dan Pemulung”

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya