Pengikut

Perjuangan PKS Sudah Mati?


INILAH.COM, Jakarta – PKS telah mati dan para elite pimpinannyalah yang membunuhnya! Gara-gara sikap elite pimpinannya yang plin-plan dan mencla-mencle, PKS kini kehilangan harapan untuk membangun masa depan. Partai dakwah itu kini terperangkap di ranah kekuasaan dan pragmatisme; kehilangan substansi dakwah yang menjadi wahana perjuangannya.

Dalam menyikapi keputusan Kubu SBY memilih Boediono sebagai cawapres, para elite Dewan Syuro dan DPP PKS (Hilmi Aminudin, Tifatul Sembiring, dan Anis Matta) yang berfokus terkesan sangat mudah bermain sulapan.


“Seolah esuk dele sore tempe (pagi kedelai, sore sudah tempe), begitu cepat marah dan berubah. Ini jelas bukan dakwah, tapi politik berkedok dakwah, yang mudah sesat. Itu kurang ajar,” kata Moh Shofan, pengamat Islam politik dan aktivis Jaringan Intelektual Muda Muhammadiyah.

Para analis politik melihat orientasi materi dan kekuasaan sudah menghancurkan nilai dakwah PKS, sehingga PKS kini ‘bukan partai, bukan keadilan, bukan juga sejahtera’ alias ‘partai yang bukan-bukan’. Ini mengingatkan publik kepada kisah PPP di era Orde Baru, di saat cendekiawan Muslim Prof Jalaluddin Rakhmat menyebut PPP sebagai ‘bukan partai, bukan persatuan, bukan pembangunan’.

Kritik terhadap mencla-menclenya sikap PKS terkait dukungannya terhadap SBY juga terus mengalir. PKS dinilai telah kehilangan jati diri akibat keputusan yang berubah-ubah tersebut.

“Selain itu, sekarang PKS juga terlihat kehilangan arah dan orientasi. Apa sih sebenarnya yang mereka cari?," kata peneliti politik LIPI, M Nurhasim.

Menurut da, perubahan drastis sikap PKS yang awalnya menolak figur Boediono menyimpan tanda tanya besar. Alasannya, perubahan tersebut terjadi setelah PKS mendapat penjelasan langsung dari SBY.

Akhirnya, PKS sudah kehilangan arah ketika harus berhadapan dengan politik praktis dan mengalami degradasi moral. “Para elite PKS sudah mendegradasi dan menegasikan spirit umat,” tegasnya.

Partai-partai ingin berkoalisi dengan Demokrat untuk mengejar kekuasaan. Ini semua terjadi karena posisi tawar PKS, seperti juga PKB dan PPP, sangat lemah dan rentan menghadapi tawaran kekuasaan dan dana.

Buya Ahmad Syafii Maarif menyebutkan, kini tak ada lagi pemimpin Islam yang disegani, bahkan Amien Rais sekalipun sudah bukan pemimpin Islam lagi. Kasus kubu SBY menunjukkan lemahnya kepemimpinan Islam itu, yang gagal meyakinkan SBY agar memilih sosok wakil presiden dari sayap Islam.

“Islam politik sudah tak lagi dianggap,” kata Buya Syafii Maarif, guru besar Universitas Negeri Jakarta dan mantan Ketua PP Muhammadiyah.

Para analis melihat dengan bunuh diri karakter oleh PKS, praktis partai-partai berbasis Islam seperti PAN, PPP, PKB, dan PBB sudah menjadi 'macan ompong' di meja kekuasaan. Padahal belum jelas siapa yang terpilih jadi presiden di masa depan.

“Inikah akhir politik Islam?,” kata Moh Shofan, pemerhati politik Islam lulusan pascasarjana Universitas Muhammadiyah Malang. [P1]

Comments :

0 komentar to “Perjuangan PKS Sudah Mati?”

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya