Pengikut

“MENTERI HARUS SEHAT”



Pemilihan presiden dan wakil presiden telah usai dilaksanakan, dan berdasarkan perolehan suara terbanyak, maka SBY kembali terpilih dengan didampingi oleh Boediono sebagai wakil presiden yang akan mendampingi SBY hingga lima tahun ke depan.

Dalam menjalankan roda pemerintahan, SBY-Boediono tidak dapat berjalan sendirian. Dalam sistem pemerintahan demokrasi, presiden dan wakil presiden biasanya dibantu oleh beberapa orang menteri dalam rangka menjalankan roda pemerintahan dengan harapan ke depannya roda pemerintahan dapat berjalan sesuai dengan harapan.


Setelah SBY-Boediono terpilih sebagai pasangan presiden dan wakil presiden, maka SBY pun segera menentukan siapa saja yang akan diangkat jadi menteri untuk membantu menjalankan roda pemerintahan.

Sebelum dilaksanakan upacara pelantikan bagi para calon menteri yang telah dipilih oleh presiden, biasanya sudah menjadi tradisi diadakan pemeriksaan kesehatan fisik dan kejiwaan untuk memastikan bahwa para calon menteri yang nantinya akan membantu presiden dan wakil presiden benar-benar dalam keadaan sehat dan baik-baik saja. Hal tersebut tentu saja perlu dilakukan karena kita tentunya tidak ingin punya penguasa yang secara fisik maupun kejiwaan mengalami gangguan. Apa jadinya jika negeri ini dipimpin oleh orang-orang yang bermasalah baik fisik maupun kejiwaannya.

Namun demikian, lebih dari itu, pemeriksaan kesehatan fisik dan kejiwaan tentu saja belum cukup sebagai syarat untuk menjadi menteri. Pasalnya selama ini meskipun telah dilaksanakan pemeriksaan kesehatan “fisik” dan “kejiwaan”, namun tetap saja banyak menteri yang bermasalah dan cenderung menyengsarakan rakyat dalam setiap pelaksanaan kebijakan yang telah diamanahkan kepadanya. Ini tentu saja setidaknya bisa memberikan gambaran kepada kita bahwa sekedar hanya pemeriksaan kesehatan fisik dan kejiwaan saja tidaklah cukup untuk menjamin para calon menteri akan baik dan amanah dalam menjalankan tugasnya selama membantu tugas presiden selama lima tahun ke depan.
Untuk itu, diperlukan beberapa syarat lain yang harus dipenuhi oleh para calon menteri selain sehat fisik dan kejiwaan:

Pertama, para calon menteri haruslah orang-orang yang memiliki aqidah serta keimanan yang kuat kepada Allah SWT. Aqidah dan keimanan terntu saja kedepannya sangat terkait dengan keyakinan dia terhadap Allah SWT sebagai satu-satunya Tuhan yang telah menciptakan alam semesta beserta isinya, dan meyakini bahwa Allah menyaksikan setiap apa yang telah, sedang dan akan kita perbuat. Sehingga dengan begitu, Aqidah dan keimanan terhadap Allah inilah yang akan mampu mencegah seseorang untuk menjalankan keburukan, korupsi, dll, karena ia merasa diawasi setiap saat oleh Allah SWT. Dengan kata lain para calon menteri harus memiliki ketakwaan yang kuat kepada Allah SWT yaitu berupa sehat aqidah dan keimanan, sehingga ia mampu menjalankan setiap apa yang telah Allah perintahkan dan nenjauhi apa saja yang telah Allah larang/haramkan.

Kedua, menjadikan syariat Allah selalu di depan matanya (sehat syariat). Diakui ataupun tidak, disadari maupun tidak, aktifitas yang tidak didasarkan pada syariat Allah atau pengurusan dan pengaturan dengan tidak menggunakan syariat Allah sudah terbukti telah menimbulkan dampak yang buruk bagi kehidupan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Berbagai musibah yang kini menimpa bangsa ini tidak lain merupakan sebagai suatu teguran dan azab dari Allah SWT karena telah mengabaikan syariat-Nya dalam mengurus dan mengatur kehidupan.

Ketiga, sehat emosi. Ketika seorang menteri keluar dari jalur rel syariat Allah, maka dia wajib menerima koreksian dalam rangka upaya saling menasehati dalam kebenaran dan ketakwaan (tawashaubil haq wa tawashaubishhsobr). Jika emosinya sehat, maka koreksian apapun pasti akan diterima dengan tanagan terbuka demi kemaslahatan dan kebaikan rakyat. Berbeda halnya ketika emosinya tidak sehat, maka akan sulit utnuk menerima koreksian dari orang lain ketika mengalami kekeliruan.

Keempat, sehat sistem. Selama pengaturan dan pengurusan rakyat dilakukan dengan menggunakan sisten sekuler-kapitalis-demokratis, maka sampai kapanpun rakyat akan selalu menjadi objek penderita karena pada kenyataannya sistem tersebut tidak pernah terbukti dan hanya mimpi-mimpi belaka. Suara mayoritas hanyalah selogan saja, karena pada kenyataannya aturan yang dibuat tidak pernah mencerminkan suara terbanyak. Misalnya saja kenaikan BBM, RUU APP, RUU SDA, dll,walaupun rakyat sudah menolaknya tapi tetap saja disahkan. Jadi sebenarnya sistem tersebut tidak lebih hanya sekedar untuk melanggengkan para kapitalis untuk menjajah negeri ini. Tentunya para menteri yang sehat dalam memandang sistem sudah dipastikan tidak akan setuju untuk menjalankan sistem sekuler-kapitalis yang bobrok itu. Hanya sistem Islam lah yang akan menjadi pilihan satu-satunya karena isitem Islam lah satu-satunya sebagai sistem yang sehat dunia dan akhirat.

Siapapun menteri yang menghendaki kebaikan bagi kehidupan rakyat tentu akan menjadikan 4 hal di atas sebagai tolak ukur dirinya utnuk menjadi menteri disamping sehat fisik dan kejiwaan.{Asep Kurniawan(Abdul Hanif)}

*Penulis : Staff pengajar di salah satu sekolah swasta di Kab. Bandung, Aktifis Hizbut Tahrir Indonesia
Redaksi Buletin Cendekia

Comments :

0 komentar to ““MENTERI HARUS SEHAT””

Posting Komentar

Terima kasih atas komentarnya